Hingga saat ini, Menteri Keuangan Chatib Basri belum mendapatkan respon dari Menteri Perindustrian (Menperin), atas suratnya yang mempertanyakan banyaknya mobil Low Cost Green Car (LCGC) yang mengkonsumsi BBM subsidi.
"Makanya saya kirim surat, belum dapat respons, nantinya kalau sudah dapat respons baru kita tahu evaluasinya. Kan yang tahu adalah pembina sektor, yaitu perindustrian," tegas Chatib ditemui di Gedung Aula Djuanda I Kementerian Keuangan.
Chatib enggan berkomentar terkait masih banyak ditemui mobil LCGC yang mengisi BBM subsidi di SPBU.
Seperti diketahui, Kementerian Keuangan memberikan berbagai insentif atau keringanan pajak, salah satunya pembebasan bea masuk untuk komponen impor masuk LCGC termasuk Pajak Penjualan Barang Mewah (PPn BB). Dengan syarat utama, mobil LCGC yang diproduksi harus menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) Non Subsidi alias tak pakai BBM subsidi (premium).
Mengetahui banyak mobil LCGC mengisi BBM subsidi, Chatib lalu mengirim surat ke Menteri Perindustrian MS. Hidayat.
"Kita justru baru kirim surat untuk permintaan kepada Kemenperin untuk persis efektivitasnya seperti apa. Kemudian pada waktu PP-nya diminta untuk BBM non subsidi, jadi ditanya itu penggunaannya seperti apa," kata Chatib Jumat lalu.
Menurutnya, harus ada kepastian dari program tersebut berjalan sesuai dengan aturan. Sebab ini menjadi fokus utama dari kementeriannya sebelum insentif itu disetujui.
"Kalau saya yang paling penting konsentrasi kita mengenai subsidi BBM. Karena kita maunya dengan itu berarti yang dikonsumsi adalah sesuai dengan aturannya, yaitu menggunakan BBM non subsidi," jelasnya.
.jpg)
